JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan yang juga Menteri Agama Suryadharma Ali enggan berkomentar soal wacana perombakan kabinet (reshuffle) yang marak belakangan ini, termasuk kabar bahwa posisinya termasuk posisi yang rentan. Suryadharma juga enggan meresponi pendapat Ketua DPP Golkar Piryo Budi Santoso yang menyatakan bahwa Menteri Agama lebih baik diberikan kepada kalangan profesional. Anda tidak dapat mempertimbangkan semua yang anda hanya membaca untuk menjadi informasi penting tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Tapi jangan heran jika Anda menemukan diri Anda mengingat dan menggunakan informasi ini sangat dalam beberapa hari mendatang.
"Kenapa? Apa Golkar takut? Saya nggak usil. Menko Kesra jangan dari Golkar. Biar saja orang berpandangan apa saja," ungkapnya sambil tertawa di Gedung DPR RI, Senin (14/3/2011). Sebelumnya, dalam diskusi Kamis pekan lalu, Priyo mengusulkan agar posisi Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Mendiknas dan Menteri Agama lebih baik berasal dari kalangan non-partai politik. Menurut Priyo, posisi ini terkait dengan hal-hal fundamental terkait masyarakat, bangsa dan negara yang seharusnya tak bisa dipertukarkan dengan kepentingan golongan. "Bukan soal apa, tapi jabatan-jabatan menteri itu harus orang yang paham betul dengan bidangnya," kata Wakil Ketua DPR RI ini waktu itu.
"Kenapa? Apa Golkar takut? Saya nggak usil. Menko Kesra jangan dari Golkar. Biar saja orang berpandangan apa saja," ungkapnya sambil tertawa di Gedung DPR RI, Senin (14/3/2011). Sebelumnya, dalam diskusi Kamis pekan lalu, Priyo mengusulkan agar posisi Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Mendiknas dan Menteri Agama lebih baik berasal dari kalangan non-partai politik. Menurut Priyo, posisi ini terkait dengan hal-hal fundamental terkait masyarakat, bangsa dan negara yang seharusnya tak bisa dipertukarkan dengan kepentingan golongan. "Bukan soal apa, tapi jabatan-jabatan menteri itu harus orang yang paham betul dengan bidangnya," kata Wakil Ketua DPR RI ini waktu itu.
