Bom di Ponpes untuk Serang Polisi

Anda harus dapat menemukan beberapa fakta yang sangat diperlukan tentang
dalam paragraf berikut. Jika ada setidaknya satu fakta anda tidak tahu sebelumnya, bayangkan perbedaan itu bisa membuat.
JAKARTA, KOMPAS.com " Bom rakitan yang dipersiapkan di dalam Pondok Pesantren Khilafatul bin Khatab di Desa Sonolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, akan digunakan untuk menyerang kepolisian. Bom itu meledak  Senin (12/7/2011) pukul 15.30 WITA.

"Diduga bom itu adalah bom rakitan yang nantinya akan digunakan untuk menyerang polisi," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Selasa (12/7/2011).

Semoga informasi yang disajikan sejauh ini berlaku. Anda juga mungkin ingin mempertimbangkan hal berikut:

Anton mengatakan, entah doktrin apa yang diajarkan oleh para pengajar, para santri tidak bisa menerima kehadiran polisi. Mereka tidak mengizinkan polisi masuk ke lokasi. Sejak semalam, mereka menghadang polisi dengan berbagai senjata tajam dan panah.

Meski mereka menargetkan polisi sebagai sasaran, kepolisian masih berupaya bernegosiasi agar dapat masuk ke lokasi. "Kita tidak ingin menimbulkan kerusuhan. Kita imbau dulu. Gampang saja kalau kita melakukan tindakan tegas. Tapi kita tidak ingin jatuh korban," ucapnya.

Hingga saat ini, kata Anton, pihaknya telah mengamankan 11 orang untuk dimintai keterangan mengenai asal usul bom hingga kronologi meledaknya bom yang menewaskan Suriyanto alias Firdaus, pengajar sekaligus bendahara ponpes.

Dikatakan Anton, dua pleton polisi dibantu TNI masih berjaga-jaga di lokasi. "Kita imbau kepada warga di sana, polisi adalah saudara kita juga. Polisi ke sana dalam rangka memberi pengamanan, menegakkan hukum," ujar Anton.

Mereka yang hanya mengenal satu atau dua fakta-fakta tentang
bisa bingung oleh informasi yang menyesatkan. Cara terbaik untuk membantu mereka yang disesatkan adalah dengan lembut benar mereka dengan kebenaran yang Anda pelajari di sini.