KEDIRI, KOMPAS.com - Yunita (35), semakin mencemaskan nasib suaminya, Masbukhin (37), yang kini tengah menjadi tawanan perompak Somalia sejak 16 Maret 2011. "Terakhir kontak, Kamis (7/4/2011), suami saya menceritakan kondisinya di sana yang penuh kecemasan," ujar warga Desa Pureokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu (9/4/2011). Dalam percakapan telepon yang dilakukan secara diam-diam itu, Masbukhin menceritakan bahwa 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera di semenanjung Somalia, hanya makan sekali sehari karena bekal makanan semakin menipis.Selain itu, ancaman dari para perompak semakin intensif. Lihat berapa banyak Anda dapat belajar tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah ketika Anda mengambil sedikit waktu untuk membaca sebuah artikel baik diteliti? Jangan lewatkan pada sisa informasi yang besar ini.
Para pembajak mengancam akan membunuh satu persatu awak kapal jika tuntutan tebusannya tidak segara dipenuhi. "Kelihatannya para perompak sudah mulai habis kesabaran karena perusahaan tidak kunjung membayar tebusan," kata Yunita. Ia mengungkapkan, dalam percakapan terakhir, Masbukhin memohon agar menjaga anak-anak mereka jika terjadi sesuatu atas dirinya. "Dia bilang, tolong jaga anak-anak," tutur ibu dari Maya (8) dan Tyo (6) ini. MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia dibajak di semenanjung Somalia pada 16 Maret 2011 pukul 14.27 WIB. Kapal dengan 20 awak itu mengangkut ferronikel dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara, menuju Rotterdam, Belanda. Menurut Yunita, perompak telah menaikkan nilai uang tebusan menjadi 3,5 juta dollar AS, dari semula 2,6 juta dollar AS. "Sementara pihak perusahaan hanyakuat membayar 1,070 dollar," kata Yunita. Ia berharap pemerintah melalui Kementrian Luar Negeri maupun Kementerian Pertahanan untuk ikut campur membantu pembebasan para awak kapal tersebut. Pihak keluarga, kata Yunita,pernah mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang intinya adalah permohonan bantuan terkait masalah ini. "Kami kirim melalui email pada 1 April," ujar Febri Susilo, adik Yuanita.
Para pembajak mengancam akan membunuh satu persatu awak kapal jika tuntutan tebusannya tidak segara dipenuhi. "Kelihatannya para perompak sudah mulai habis kesabaran karena perusahaan tidak kunjung membayar tebusan," kata Yunita. Ia mengungkapkan, dalam percakapan terakhir, Masbukhin memohon agar menjaga anak-anak mereka jika terjadi sesuatu atas dirinya. "Dia bilang, tolong jaga anak-anak," tutur ibu dari Maya (8) dan Tyo (6) ini. MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia dibajak di semenanjung Somalia pada 16 Maret 2011 pukul 14.27 WIB. Kapal dengan 20 awak itu mengangkut ferronikel dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara, menuju Rotterdam, Belanda. Menurut Yunita, perompak telah menaikkan nilai uang tebusan menjadi 3,5 juta dollar AS, dari semula 2,6 juta dollar AS. "Sementara pihak perusahaan hanyakuat membayar 1,070 dollar," kata Yunita. Ia berharap pemerintah melalui Kementrian Luar Negeri maupun Kementerian Pertahanan untuk ikut campur membantu pembebasan para awak kapal tersebut. Pihak keluarga, kata Yunita,pernah mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang intinya adalah permohonan bantuan terkait masalah ini. "Kami kirim melalui email pada 1 April," ujar Febri Susilo, adik Yuanita.
