JAKARTA, KOMPAS.com - Selain menuntut terdakwa Bahasyim Assifie dengan hukuman selama 15 tahun penjara ditambah denda sebesar Rp 500 juta subsider enam bulan penjara, Jaksa penuntut umum (JPU) juga menuntut agar majelis hakim memutuskan merampas harta Bahasyim yang diduga hasil tindak pidana untuk negara. Saat membacakan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (17/1/2011), Fachrizal, koordinator JPU, merinci harta Bahasyim yang tersimpan di rekening milik istrinya, Sri Purwanti, dan dua putrinya yakni Winda Arum Hapsari dan Riandini Resanti yang harus dirampas. The more authentic information about mobil keluarga ideal terbaik indonesia you know, the more likely people are to consider you a mobil keluarga ideal terbaik indonesia expert. Read on for even more mobil keluarga ideal terbaik indonesia facts that you can share.
Harta milik mantan pejabat di Direktorat Jenderal Pajak dan Bappenas itu yakni Rp 17 miliar, dan Rp 5,6 juta di rekening BNI milik Winda, serta harta sebesar Rp 41 miliar, 681.147 dollar AS, Rp 1 miliar, dan Rp 6,5 juta di tiga rekening BNI milik Sri Purwanti. Total harta yang dituntut dirampas itu sekitar Rp 65 miliar. Dalam tuntutan yang dibacakan sekitar 2 jam itu, JPU menuntut agar harta di tiga rekening BCA milik Winda yakni Rp 64 juta, Rp 22 juta, dan Rp 87 juta, serta harta Rp 217 juta di rekening BNI milik Riandini dikembalikan. Selain itu, rumah mewah di Menteng, Jakarta Pusat, agar dikembalikan. Seperti diberitakan, JPU menilai Bahasyim terbukti menerima uang sebesar Rp 1 miliar dari pengusaha Kartini Mulyadi saat menjabat Kepala Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Jakarta Tujuh. Selain itu, menurut JPU, Bahasyim juga terbukti melakukan pencucian uang seluruh hartanya. Atas tuntutan itu, Bahasyim merasa dizalimi. Bahasyim mengklaim seluruh hartanya diperoleh dari cara yang halal yakni hasil usaha diluar pekerjaannya sebagai pegawai negera sipil. Bahasyim akan membantah dalam pledoi atau pembelaan pribadi.
Harta milik mantan pejabat di Direktorat Jenderal Pajak dan Bappenas itu yakni Rp 17 miliar, dan Rp 5,6 juta di rekening BNI milik Winda, serta harta sebesar Rp 41 miliar, 681.147 dollar AS, Rp 1 miliar, dan Rp 6,5 juta di tiga rekening BNI milik Sri Purwanti. Total harta yang dituntut dirampas itu sekitar Rp 65 miliar. Dalam tuntutan yang dibacakan sekitar 2 jam itu, JPU menuntut agar harta di tiga rekening BCA milik Winda yakni Rp 64 juta, Rp 22 juta, dan Rp 87 juta, serta harta Rp 217 juta di rekening BNI milik Riandini dikembalikan. Selain itu, rumah mewah di Menteng, Jakarta Pusat, agar dikembalikan. Seperti diberitakan, JPU menilai Bahasyim terbukti menerima uang sebesar Rp 1 miliar dari pengusaha Kartini Mulyadi saat menjabat Kepala Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Jakarta Tujuh. Selain itu, menurut JPU, Bahasyim juga terbukti melakukan pencucian uang seluruh hartanya. Atas tuntutan itu, Bahasyim merasa dizalimi. Bahasyim mengklaim seluruh hartanya diperoleh dari cara yang halal yakni hasil usaha diluar pekerjaannya sebagai pegawai negera sipil. Bahasyim akan membantah dalam pledoi atau pembelaan pribadi.
