Liputan6.com, Islamabad: Eskalasi kekerasan di Pakistan, kian mengkhawatirkan, terutama setelah Amerika Serikat melancarkan gempuran terhadap kelompok militan. Kali ini peluru kendali atau rudal Drone yang dilesakkan dari pesawat tempur AS menewaskan sedikitnya 12 orang di Waziristan Utara, wilayah barat laut Pakistan. Demikian diungkapkan pejabat intelijen AS kepada Associated Press, Rabu (6/1). Dua dari 12 korban tewas diyakini merupakan anggota komplotan pelaku bom bunuh diri yang menewaskan tujuh staf Badan Intelijen Pusat AS (CIA) di Provinsi Khost, Afghanistan, 30 Desember silam. If you don't have accurate details regarding berita terbaru, then you might make a bad choice on the subject. Don't let that happen: keep reading.
Pesawat menembakkan rudal pertama ke sebuah rumah di daerah Datta Khel, Waziristan Utara sehingga menyebabkan tujuh orang tewas. Korban bertambah lima orang saat rudal kedua menghantam warga yang mencoba menyelamatkan korban dari puing rumah. Demikian dikatakan pejabat intelijen yang tidak ingin disebutkan jati dirinya. Waziristan Utara diyakini pemerintah AS sebagai basis jaringan teroris Al-Haqqani. Bahkan, Presiden AS Barack Obama telah meminta pemerintah Pakistan untuk ikut berperan dalam membasmi teroris di wilayah perbatasan dengan Afghanistan tersebut. Namun permintaan Obama ditolak. Sejauh ini pemerintah Pakistan mengecam tindakan Amerika sebagai pelanggaran kedaulatan. Hanya saja, banyak analis percaya bahwa Pakistan dan AS memiliki perjanjian rahasia dalam usaha memerangi teroris.(ANS)
Pesawat menembakkan rudal pertama ke sebuah rumah di daerah Datta Khel, Waziristan Utara sehingga menyebabkan tujuh orang tewas. Korban bertambah lima orang saat rudal kedua menghantam warga yang mencoba menyelamatkan korban dari puing rumah. Demikian dikatakan pejabat intelijen yang tidak ingin disebutkan jati dirinya. Waziristan Utara diyakini pemerintah AS sebagai basis jaringan teroris Al-Haqqani. Bahkan, Presiden AS Barack Obama telah meminta pemerintah Pakistan untuk ikut berperan dalam membasmi teroris di wilayah perbatasan dengan Afghanistan tersebut. Namun permintaan Obama ditolak. Sejauh ini pemerintah Pakistan mengecam tindakan Amerika sebagai pelanggaran kedaulatan. Hanya saja, banyak analis percaya bahwa Pakistan dan AS memiliki perjanjian rahasia dalam usaha memerangi teroris.(ANS)